Oleh : Gloria Puspa
Reporter : Alif Khadafi, Adi Nugroho, Mikhael Reiyno, Hefry Cahyadi, Habel
IMPARSIAL-
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Jember, pada tanggal 10 Juni 2024
memutuskan untuk turun aksi ke jalan dengan latar belakang atas keresahannya
atas kondisi Jember pasca kepemimpinaan bupati yang menjabat dengan judul “Aksi
Demonstrasi : Rapor Merah Bupati Jember”
Aksi
Demonstrasi yang dilaksanakan adalah bagian dari serangkaian pernyataan sikap atas
keresahan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Jember. Aksi turun ke jalan ini
merupakan bentuk tindak lanjut dari diskusi publik yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Jember dengan topik pembahasan mengenai Evaluasi Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Jember. Maka, massa aksi bersepakat
bahwasannya terdapat persoalan – persoalan konkrit dalam 3 tahun masa
kepemimpinan Bupati Jember periode ini diantaranya praktik Korupsi, kolusi dan
nepotisme, kemiskinan, fenomena stunting, penyaluran beasiswa, dan serangkaian
janji – janji politik pejabat publik sebelum mendapat jabatan.
Persoalan
– persoalan atas keresahan yang disepakati oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Cabang Jember diantaranya :
·
Dugaan pidana
korupsi Pembangunan Pabrik Pupuk oleh Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan
Peternakan Kabupaten Jember yang anggarannya mencapai Rp.21.758.879.900,- belum
termasuk aset tanah tempat berdirinya pabrik pupuk organic tersebut. Pembangunan
pupuk itu diduga selain tanpa AMDAL dan studi kelayakan, proyek pabrik pupuk
juga tidak berdasarkan pengkajian mendalam dalam bentuk perda master plan atau
perda rencana induk pertanian.
·
Dugaan korupsi yang
dilakukan oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Jember
yang telah banyak merugikan negara.
·
Sistem kekuasaan
pemerintah diisi oleh anggota keluarga, dua keponakan bupati yang menjabat
tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) diangkat menjadi ajudan
pribadi bupati. Kemudian, satu keponakan lain bersama seorang menantunya yang
memperoleh Surat Keterangan dari bupati yang diakui sebagai tim ahli tanpa
proses yang transparan.
·
Penerima beasiswa
gaandaa dan tanpa seleksi yang jelas, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan
masalah dalam penentuan penerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Yakni 204 orang merupakan penerima beasiswa ganda dan terdapat 859 orang penerima
yang tidak mengikuti seleksi sebagaimana mestinya.
·
Jumlah warga
miskin selama tahun 2023 bertambah. Berdasarkan data BPS Jember, jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Jember selama periode Maret 2022 – Maret 2023 bertambah
sebanyak 3,73 ribu jiwa. Dar 232,73 ribu jiwa pada Maret 2022 menjadi 236,46
ribu jiwa pada Maret 2023.
·
Jember raih
peringkat ke -4 kasus stunting tertinggi se-Jaawa Timur, sebagaimana hasil
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kementrian Kesehatan tahun 2022 yang
mencapai 34,9% atau sekitar 35.000 balita. Data terakhir Survei Kesehatan
Indonesia (SKI) 2023, Pemkab Jember termasuk dalam 20 Kabupaten dan kota yang
berhasil menurunkan prevalensi stunting, dari 34,9% menjadi 29,7% penurunan ini membuat Jember
beraada di peringkat keempat prevalensi stunting tertinggi, setelah pada 2022
menduduki peringkat pertama.
·
Tujuh janji
manis Bupati yang digaungkan ketika proses pencalonan sebagai calon bupati
tampak tidak terlaksana setelah kepemimpinannya selama 3.3 tahun ini.
Maka karena latar belakang di atas, Ikatan Mahasiswa
Muhammadyah Cabang Jember turun ke jalan dalam rangka aksi demonstrasi tertanggal
10 Juni 2024 pukul tiga sore dengan rute aksi dimulai pada titik temu Kantor
Pusat Dakwah Muhammadiyah (PDMI) menuju Kantor Pemerintahan Kabupaten Jember.
Aksi tersebut dimulai dengan orasi oleh korlap aksi
dari perwakilan IMM Cabang Jember. Dan berlangsung cukup ricuh sempat tidak
terkendali. Beberapa kendala yang membuat Aksi Demonstrasi tersebut ricuh antara
lain karena ketidak hadiran anggota DPRD untuk turun ke massa aksi, diamnya
perwakilan Bupati Jember, tindakan represif aparat, serta tingginya emosi massa
aksi.
Terdapat beberapa kericuhan yang terjadi diantaranya
pembakaran ban oleh massa aksi, perobohan pagar besi, hingga terjadi pertikaian
fisik antara aparat dan massa aksi. Menurut korlap aksi, kericuhan ini terjadi
dikarenakan massa aksi dilarang untuk masuk dan melakukan audiensi dalam gedung
DPRD Kabupaten Jember dan mereka berkata bahwa akan bersikap sopan apabila
dipenuhinya permintaan mereka untuk audiensi dalam gedung DPRD Kabupaten Jember
selama lima menit. Sayangnya permintaan tersebut tidak diindahkan.
Beberapa tuntutan yang mereka sampaikan antara lain :
1. Menuntut Bupati Hendy melakukan transparansi dana
pembangunan pabrik pupuk organik di Kabupaten Jember.
2. Menuntut Bupati Hendy mencopot anggota keluarganya
yang masuk dalam sistem pemerintahan tanpa seleksi yang jelas.
3. Menuntut Bupati Hendy untuk mempertanggungjawabkan 7
janji politik yang dulu diucapkan.
4. Mendesak Bupati Hendy untuk memberikaan langkaah
konkrit dalam menuntaskan kemiskinan di Kabupaten Jember.
5. Mendesak Bupati Hendy untuk melakukan pengawalan
intensif dalam mengatasu stunting di Kabupaten Jember.
6. Menuntut Bupati Hendy melakukan pembenahan terhadap
sistem peneriman beasiswa Pemkab Jember.
7. Menuntut DPRD Jember untuk berperan aktif terhadap
dugaan korupsi dana pembangunan pabrik pupuk dan sejumlah OPD.
Audiensi dan penyerahan rapor merah tersebut
berlangsung di luar gedung DPRD dikarenakan sampai pukul 16.30 WIB, massa aksi
tidak diperbolehkan untuk melakukan audiensi di dalam gedung DPRD Kabupaten
Jember. Pada pukul 16.57 Aksi tersebut usai dengan damai, namun massa aksi
terlihat tetap berlaku tertib dalam berkendara.
“saya pikir ini sangat mengecewakan terhadap kami, terutama mahasiswa. Terutama rakyat, petani, nelayan dan buruh yang sedang kami perjuangkan. Karena ketidak becusan Bupati Jember dalam mengurusi Kabupaten Jember Hari ini. Saya juga mengevaluasi proses pendanaan Kbupaten Jember, yang nyatanya banyak terjadi dugaaan korupsi, salah satunya paada pabrik pupuk yang dibangun hari ini.” Ucap Dwi Nouvaal Zakaria selaku Keetua Umum PC IMM Jember.
Dwi Nouval juga menambahkan pendapatnyaa mengenai aksi
serangkaian dinamika pada aksi demonstrasi hari ini yaitu, “Selebihnya,
ternyata kami mendapat represifitas aparat kepolisian. Kader – kader kami
dipentungi padahal kami tidak melakukan reprisifitas apapun tapi kami dihajar
oleh aparat Kepolisian. Ini akan menjadi evaluasi terhadap pihak keamanan juga.
Kami tidak akaan berhenti untuk turun aksi, untuk menyatakan kebenaran dan kami
anti akan kebatilan. Itu yang perlu saya sampaikan.”
Komentar
Posting Komentar