Situasi di dalam Gedung DPRD menuai kekecewaan dari para demonstran. Pasalnya, pihak yang ingin mereka temui sedang berada diluar kota, padahal surat pemberitahuan terkait aksi demonstrasi sudah diberikan jauh hari. Massa aksi tetap kekeh dengan ingin bertemu para pihak terkait, namun staff hanya bisa memfasilitasi hal tersebut dengan menyambungkan telefon seluler. Hasil yang menjadi perbincangan adalah para mahasiswa akan hadir 2 hari mendatang dengan tidak menerima alasan apapun dari pihak DPRD.
Dengan tidak adanya hasil dari audiensi kepada para Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi mahasiswa tersebut menuju kantor Bupati Kabupaten Jember. Kuota yang dibatasi hanya untuk 4 mahasiswa, selebihnya menunggu diluar. Tak kalah kecewanya pula para mahasiswa tersebut tidak bisa bertemu dengan Bupati atau Wakil Bupati Kabupaten Jember. Di dudukkannya mereka dalam satu meja Bersama dengan Penanggung jawab Anggaran Dinas Kebudayaan. Pun hal ini tidak mendapatkan hasil yang diinginkan oleh para mahasiswa. Pasalnya yang memiliki kebijakan dari tuntutan tersebut sedang berhalangan hadir.
Sebanyak 1.6 miliyar anggaran tersebut yang akan menunjang program pengembangan kebudayaan yang terdiri dari festival budaya dan PPKD di Kabupaten Jember. Diskusi yang bertempat pada Gedung Pemerintah Kabupaten Jember ini juga masi menjelaskan secara normatif, sehingga jawaban yang diinginkan pada para mahasiswa tidak tepat sasaran atau nihil.
“Kami menginginkan, segera kepada pemerintah Kabupaten Jember untuk Menyusun dan juga melakukan transparansi terkait proses penyusunan dari pada naskah Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Jember” Aziz Alfazri (Ketua DPK GMNI FIB UNEJ) menjelaskan harapan dari adanya PPKD ini.
Komentar
Posting Komentar